Selasa, 05 April 2011

arti sahabat

cinta kata yang mudah diucapkan, namun sekarang aku ingin menanyakan apa arti cinta yang sesungguhnya? apa cinta sebuah cerita? atau dongeng? filsafah hidupkah? banyak orang tak mengerti apa arti dan makna cinta yang sebenarnya? aku juga tak tau apa sebenarnya ariti cinta? yang aku tau cinta itu tak lebih indah di banding persahabatan? namun aku juga tak tahu apa itu sahabat? apakah seorang sahabat hanya ada di saat senang? atau duka? atau senang dan duka? apa seorang sahabat itu harus membiaran sahabat yang dikasihinya terjerumus dalam kesenangan duniawi? banyak pacar misalnya, apa seorang sahabat haus diam saja? pura-pura tidak tahu yang penting sahabatnya suka dan menikmatinya? aku pikir demikian. karena aku selalu kehilangan sahabat-sahabatku ketika aku menegur dan menasehati atau memberi peringatan kepada mereka. aku selalu disalahkan disaat aku ingin yang terbaik untuk sahabatku, aku tahu walau itu menyakitkan untuknya namun itulah yang terbaik yang bisa dilakukan saat ini dan yang akan menjadi yang terbaik suatu saat. tapi, mengapa mereka tak mau mengerti? tak mau memahami apa yang aku lakukan untuk mereka. bilang aku irilah, jeleslah, dsb. kini aku hanya bisa tersenyum walau mereka meninggalkanku, namu suatu saat mereka akan tau betapa berharganya diriku, betapa baiknya ak mau mengingatkan mereka. untuk temen-temen dan sahabatku maafkanlah segala kesalahanku. i love u all and i miss u.

POHON MANGGAKU TETAPLAH HIDUP

Angin sepoi berhembus, daun mangga bergoyang dengan alunan suara angin di musim pancaroba yang sangat dingin menusuk. Aku duduk di teras sambil mendengarkan MP3 dari hpnexcom hitamku. Ku alunkan lagu last cild diary depresiku yang bernada klasik dan menyayat hati. Ku perhatikan setiap gerak berada di bawah pohon itu, pohon mangga yang menyimpan sejuta kenanganku bersama orang-orang yang ku sayangi. Suara daun yang saling bergesekan sungguh merdu terdengar dan membuatku seakan bernostalgia dengannya, mengingat kenangan masa kecilku yang bahagia dan tak mungkin ada seorangpun yang tau selain hatiku.
“aku ingin memanjatmu pohon dan memetik buah-buahmu yang ranum seperti dulu bersama teman-teman yang sangat ku rindukan” pikirku dalam lamunan.
Tapi pikiran itu tidak mungkin dapat aku wujudkan untuk sekarang ini, karena sekarang musim buah srikaya bukan buah mangga yang aku inginkan.
Anatominya memang sudah berubah, tak seelok dulu, namun tempatnya tak burubah yaitu 1,5 meter dari pagar beton yang gagah bercat putih yang sudah agak pudar warnanya. Ku dengar gelak tawa anak-anak itu, ku perhatikan sejenak, mereka sedang main petak umpet. Terdengar olehku nyanyian turun-temurun yang sudah tak asing lagi bagiku, nyanyian ketika yang jaga tak berani meninggalkan tempatnya.
“ di endoki pitu likur di gusak mabor-mabor,”
Aku tersenyum kecil, ku sandarkan tubuhku di atas kursi, ku kenang hari-hari saat aku masih seperti mereka, maen petak umpet, kejar-kejaran, sepak bola, dll. Dulu aku memang sangat nakal, karena masa itulah aku menjadi orang keras sekeras batu seperti sekarang.
****
“ da jaga da,” teriak andhika.
“ iya, iya ndi!!!!” jawabku jutek.
Malam itu selepas ngaji aku dan teman-teman memutuskan utuk “obak sodor” di depan masjid di bawah pohon mangga ini, dan setelah adzan isya’ di kumandangkan, kami menyudahi permainan kami. Bukannya ngambil air wudhu, aku malah memanjat pohon mangga dan memetik satu buah mangga.
“ Ndi aku dapat mangga matang.” Teriakku kebawah sambil menunjukannya ke andhika yang sudah bersiap menangkap buah mangga yang akan ku jatuhkan. Setelah ku jatuhkan aku pun turun. Masih berada di ranting pohon yang paling bawah aku duduk dan mengeluarkan silet dari saku celanaku.
“ mana mangganya ndi, siniin,” ucapku
“ ini da,” jawabnya sambil menyodorkan mangganya.
Ku kupas lalu aku bagi kecil-kecil, rasanya begitu nikmat. Sangat berbeda jika aku ambil buah mangga dari kebun mbahku dan ku makan sendiri. Setelah selesai makan mangga yang ku petik tadi kamipun sholat isya’ dan pulang ke rumah msing-masing.
****
Suatu siang setelah pulang sekolah ku dapati pohon mangga itu tinggal batang yang beranting pendek sebanyak empat tangkai dan menjulur ke arah empat mata angin. Ingin rasanya aku menangis tapi andhika menepun pundakku.
“ tenang da gag bakalan mati kok,” ujarnya.
“ kok bisa?” tanyaku agak tak yakin.
“ memang daunnya sudah tidak ada, namun seluruh sitemnya masih tetap berjalan dan berlangsung, kalau tidak ada daunnya kan masih ada akar yang menggantikannya sementara dengan memasok garam dan sumber makanan dari tanah. Dan pada waktunya daunnya akan tumbuh kembali” terangnya panjang lebar.
Aku yang baru kelas 6 SD pun melongo di buatnya karena sedikit tak mengerti dalam pikiranku adalah kalau tidak ada daun ya mati karena tidak bisa fotosintesis.
“ dari mana kamu tau semua itu ndi?” tanyaku polos sembari menatap matanya, mata yang sedang bingung.
“ makanya naik kelas dong seumur-umur kelas 6 terus,” jawabnya sambil memencet hidungku dan dia berlari.
“awas ya,” teriakku sambil berdiri dan mengejarnya.
Karena capek akupun duduk di depan tempat wudhu, lalu dia menghampiriku, aku mengabaikannya. Dia menarik perhatianku dengan naik keatas pohon mangga dan memainkan matanya.
“dika turun,” teriakku
Akupun berdiri dan menghampirinya lalu menyeretnya turun hingga terjatuh.
“ aduh da...da... sakit tauk!” keluhnya
“ ntar kalau enggak hidup gimana ndi? Aku enggak punya tempat teriak-teriak nue?” kataku sambil membenamkan wajah ke tubuhku dan melingkarkan kedua tanganku ke kakiku.
“ udah dong da, masak pohon mangga ini segitu berartinya buat kamu,” ujarnya sambil mengelus-elus pundakku.
“ kamu enggak tau betapa berartinya pohon mangga ini buatku,” bentakku
“iya..iya percaya dech sama aku. Masa sih da guruku bohong, tak terangin lagi ya,”
”iya!” jawabku singkat.
“ pohon berumur panjang seperti pohon mangga yang yang kamu cintai ini, tidak akan mati meskipun daun-daunnya di pangkas habis, karena akar dan organ-organ penting lainnya seperti kambium, pembuluh xilem maupun floemnya masih berfungsi dengan baik, faham?”
“ iya pak guru paham,” jawabku sambil nyengisr
“ kok pak guru sich da?”
“gayanem kan wes koyo pak guru, wkwkwkwkk,”
“ da, sekarangkan udah gag bisa metik mangga lagi tu, gimana kalau kita nyari ikan?”
“ gag mau ah malez,”jawabku ketus.
“ ya udah ku tak plang dulu, ntar sore balapan ya,”
“ iya,”
Andhika pun berlalu di balik pagar masjid, akupun kembali terdiam di bawah teriknya matahari. Kini tak ada lagi tempat curhatku, tak ada lagi pelindung saat aku tersengat panasnya sang surya, kini tak akan ada lagi hembusan angin sepoi. Yang ada hanyalah tanah yang terlihat tandus, gersang terbias cahaya mentari yang bersinar dengan teriknya. Terlihat sangat panas, seakan kaki tak berani menginjaknya tanpa sendal. Walaupun aku sadar semua tak sama dengan apa yang di lihat. Adzan dhuhurpun telah berkumandang, aku pulang dengan tas dan sepatu di punggung meninggalkan tempat kenanganku yang seakan mati.
****
Seminggu kemudian, saat sholat subuh di masjid, aku melihat sudah mulai muncul tunas-tunas daun yang berwarna oranye kehijauan dan nampak begitu segar. Hatiku teramat gembira melihatnya.
“ hidupkan.” Kata andhika.
“ iya, tapi kapn gedenya?,” jawabku
“ sabar to, ayok sholat!”
Setelah sholat aku dan teman-teman yang lain mengaji sampai jam setengah enam. Aku keluar masjid dengan perasaan gembira dan langsung memanjat pohon mangga. Ku perhatikan andhika yang sedang mencari anggur di depan rumah mas aris lucu sekali melompat-lompat karena tidak sampai.
****
Hari demi hari berganti,pohon manggapun bertambah tinggi dan daunnya semakin lebat. Aku duduk di serambi masjid sambil mengamati pohon manggaku.
“ terima kasih Ya ALLAH telah Kau hidupkan kembali pohon mangga sahabatku,” ucap syukurku dalam hati.
Lalu aku memanjat pohon itu dan duduk di ranting teratas.
“ makasih ya pohon udah mau hidup, masjidku gersang tanpamu.” Ku cium ranting pohon itu.
“ woy da jog stres,” teriak anak-anak dari bawah diiringi gelak tawa mereka.
“ ugag coy,” jawabku sambil tertawa.
Aku pun turun di sambut Andhika yang menyusulku.
“benarkan da, akan lebih indah setelah di pangkas,” ujarnya.
“ iya deh percaya.” Jawabku sambil tersenyum kecil.
Aku dan andhika pun keluar lingkungan masjid, di jalan depan rumahku. Aku duduk di barengi Andhika. Ku sandarkan kepalaku di bahunya.
“ makasih ya dhika, tanpamu mungkin dulu aku benar-benar menangis,” kataku sambil menatap langit.
“ sama-sama da, aku janji akan selalu da buat kamu, sebagai sahabatmu,”
Akupun tersenyum sambil menangkat jari kelingkingku.
“ janji,” kataku.
“ ya , aku janji,” acapnya dan menyambut jari kelinkingku.
Aku tersenyum serasa bahuku di goyang-goyang.
“ Da.. da.. bangun,” panggil ibuk.
“ iya buk,” jawabku sambil membuka mata dan bangun dari sandaranku.
‘ surup jog turu dok teras,” ujar Beliau.
“ iya ibukku yang manis,” jawabku sekali lagi.
Ibu hanya tersenyum dan meninggalkanku masuk kedalam rumah. Aku pun berdiri, ku tatap sebentar pohon mangga sahabatku.
“ sekali lagi terimakasih telah bertahan hidup sampai sekarang,” ujarku
Ku lontarkan sun jauh kearahnya.
“ i love you, jaga semua ceritaku,”
Akupun masuk kerumah mengambil mukena dan berangkat ke masjid.

Senin, 07 Februari 2011

kisahq di penghujung musim hujan

Dalam keheningan malam, ku tatap daun-daun yang bergoyang oleh angin di bawah sinar lampu kuning di teras rumah. Ku banyangkan dia ada di depanku dengan senyumnya yang indah, senyum yang mampu membuatku terbang, senyum yang bisa membuatku merasa waktu terhenti. Tapi, ku tau semua yang ku hayalkan tak kan mungkin terjadi, karena Dhika tak mungkin kembali padaku. Hingga sang malam menjadi lebih sunyi, sepi, dan ku pikir tinggalah aku sendiri disini. Ku tatap jalan itu, aku tersenyum kecil ku lihat hewan-hewan kecil di bawah lampu neon itu sungguh lucu dan akuputuskan kembali ke kamar.

*******
Aku terbangun, ku ambil HP dan kulihat jam di situ,
“setengah lima” gumamku
Ingin rasanya mata ini terpejam kembali, tapi ku pikir sudah terlalu siang untuk kembali memejamkan mata ini. Akhirnya aku bangun ku ambil handuk dan peralatan mandiku, perlahan aku berjalan menuju dapur, ku lewat meja makan lalu meneguk segelas air putih dan melanjutkan perjalananku menuju kamar mandi. Selesai mandi dan sarapan ku panggil-panggil bundaku
“Bun, Bunda,” teriakku
“iya sayang, sudah mau brangkat?” jawabnya penuh kelembutan
“iya bun, ayah mana?”
“sudah brangkat,”
“ya sudah aku brangkat dulu ya Bun, Assalamu’alaikum,”
“wa’alaikum salam, hati-hati ya,”
Bunda melambaikan tangannya dan akupun berangkat dengan sedikit berlari menuju halte bus yang selalu jadi tempat penantian kendaraan menuju sekolah. Sebenarnya, aku bisa naik motor, tapi males soalnya panas.
*******
Sesampainya di sekolah, aku di sambut dengan hangat oleh sahabatku yang selalu setia menungguku digerbang,
“hy Jesson, pagie,” sapaku
“hy Da, tumben pagian,” balasnya
“masak sih Jess,! Ke kelas yuk capek,” ajakku
“ayuk!”
Di perjalanan menuju kelas aku dan Jesson ngobrol, bercanda, dan maki-makian seperti biasanya, tapi disela-sela tawanya ku lihat ada yang berbeda, dia memandangku lain dari biasanya, senyumnya, tatapannya, membuatku merasa takut, takut kalau dia suka padaku karena slama ini aku kehilangan semua sahabat-sahabatku hanya karna perasaan cinta, tapi entah mengapa kini aku takut kehilangan Jesson karena tatapannya sama persis dengan Dhika pacarku yang telah meninggal karena kecelakaan tiga bulan silam.
“hallo ida, hallo,” kata Jesson sambil melambai-lambaikan tangannya di depan kedua mataku menyadarkanku dari lamunanku tentangnya
“iya iya Jesson,” kataku menyingkirkan tangannya
“nglamun apa sih nooonnnnn?” tanyanya
“enggak, bukan apa-apa,” jawabku
“inget dhika lagi ya?”
Tiba-tiba raut muka Jesson berubah, tak seceria tadi.
“enggak kok tuan Jesson, aku mikirin kamu,”
“mang aku kenapa da?”
“muka lo aneh,!!!” jawabku semabari berdiri dan meninggalkannya
*******
Di perjalanan pulang pikiranku tak lepas-lepasnya dari Jesson, aku takut dia suka padaku, aku takut dia mencintaiku dan persahabatan kita akan rusak seperti yang sudah-sudah.
“ttiiiittt........ttiiiitttttttt,” Hpku berdering
“Jesson, ada apa ya?” tanyaku dalam hati lalu ku buka sms itu
“da, sudah nyampek rumah belom?”
Tumben banget ni bocah.
“belom jess,”jawabku
“TTDJ each,”
“iya Jesson bawell,”
“ea udah, ntar sambung lagi,a”
“ea,”
Setiba di rumah aku kembali memikirkan dan menebak perasaan Jesson padaku, ku tatap jam dinding lekat-lekat dan perlahan ku pejamkan mata ini.
*******
Hari ini tepat satu minggu ku merasakan keanehan pada Jesson, dan semakin hari semua yang ku rasa makin kuat dan hampir ku temukan semua jawaban atas perasaanku padanya, ya perasaanku bukan perasaannya. Ternyata, bukan Jesson yang aneh tapi perasaanku yang membuatnya semakin aneh, mungkin karena selama satu minggu ini aku memikirkan keanehannya perasaanku juga terasa aneh. Di depan, guru fisika “Pak Puji” sedang menerangkan tapi, pikiranku melayang entah kemana hanya Jesson yang memenuhi isi otakku.
“Ida, sebutkan rumus momen gaya,” tanya pak puji
“ iya pak, Jesson,!” jawabku
Sontak seisi kelas teriak dan menertawaiku, aku malu, mukaku memerah ku lirik bangku Jesson, Dia tak ikut menertawaiku rupanya Diapun ikut malu atas tingkahku tatapannya kelam kearahku seolah ingin menggambarkan bahwa Dia juga memikirkanku sama sepertiku yang memikirkannya.
*******
Setelah kejadian siang itu, aku tak berani lagi dekat-dekat dengan Jesson takut ditanya-tanya soal kejadian itu, Jessonpun demikian dia tak pernah menunnguku lagi seperti biasanya, mukanya datar dan dingin seolah ingin meneriakkan sesuatu. Smapai akhirnya setelah pulang sekolah, dia menyapaku.
“Da, aku mau ngomong, plis jangan nolak,” pintanya
“Iya Jess,” jawabku pasrah
Dia menggandeng tanganku dan menariknya menuju motor mio hitam kepunyaannya.
“naik!” perintahnya
“iya Jess,”
Aku duduk di blakangnya, ini pertama klinya aku di bonceng Jesson rasanya degdegan banget, apalagi ditambah masalah yang ku buat di kelas siang itu.
“Da aku mau tanya?” katanya
“tanya apa Jess?”
“sebelumya aku minta maaf tapi, aku sudah enggak tahan sama prasaan aku slama ini, jujur aku sudah suka kamu sejak dulu sejak masih ada Dhika tapi baru sekarang aku brani ungkapin ini semua sama kamu, Da sebenernya aku suka sama kamu, mau enggak kamu jadi pacar aku?”
“berhenti Jess!” perintahku
“ maaf,”sambungku akupun langfsung pergi meninggalkannya
*******
Kejadian sore itu selalu terbanyang dalam angan-anganku, ingin rasanya aku menjawab pertanyaan Jesson tapi, tak ada keberanian sedikitpun tak ada keberanian dari diriku untuk sekedar mendekat dan berkata “ya Jesson aku mau,”. Ingin ku teriak dan menyalahkan diriku sendiri, memakinya, dan memukulnya atas semua kesalahanku tapi aku tak berdaya dan tak akan pernah berdaya.
“Da, ku pengen jawaban sekarang!” kata Jesson dari belakangku
“Tapi Jess,” belum sempat ku teruskan kata-kataku
“Enggak pake tapi Da, Aku bakal trima apapun keputusan kamu,” potong Jesson
“Ok Jess, aku akan jawab sekarang! Aku aku mau jadi pacar kamu Jess,” jawabku terbata-bata.
Jesson memelukku erat, seperti tak ingin melepaskanku, akupun membalas memeluknya.
“Da aku harap kamu cinta terakhirku,” ucap Jesson sambil mencium keningku
“Iya Jess ku juga berharap hal yang sama,”
Jesson kembali memelukku di bawah pohon mangga depan kelas ini, di tengah semilirnya angin barat pembawa musim hujan yang akan segera berakhir. Di penghujung musim hujan ini, kan ku jalani kisahku dengan Jesson. Ku berharap kisah ini tak kan berakhir di musim hujan berikutnya karena, ku yakin kisahku akan berakhir kelak ketika aku pergi dari dunia ini menyusul Dhika bersama Jesson.

Minggu, 28 November 2010

mamimoma

pertama melihat kover novel mamimoma aku sudah tertarik untuk membacanya, apalagi mendengar crita dari temen-temen bahwa novel karangan Rosemary Kesauly ini sangat menarik dan critanya mengharukan. aku semakin tertarik ketika membaca sinopsisnya dari sampul belakang dan membaca bagian pertama dari novel ini.
ini adalah sinopsis mamimoma yang menurutku sangat menarik untuk di baca.

SinopsisEmpat cewek yang sama-sama sekolah di SMA Benedict 1 ini sekilas kelihatan bahagia. Padahal di balik senyum gembira itu, mereka masing-masing menyimpan masalah.Maggie anak orang kaya. Meski udah punya segalanya, dia benciiii banget punya rambut keriting kaku yang gak pernah bisa "jinak". Dia jadi terobsesi kepingin cantik seperti cewek-cewek di majalah, hingga rela nyobain segala bentuk produk kecantikan.Milly paling cantik di antara semuanya, tapi dia pincang. Hampir semua orang menatapnya dengan sorot mengejek. Tambahan lagi dia hanya tinggal berdua sama kakeknya yang overprotektif. Jangan harap dia bisa jalan-jalan ke mal atau nongkrong bareng teman-temannya.Molly cuek dan omongannya sering ketus. Lewat sifat kerasnya Molly selalu berhasil menyembunyikan kesedihan karena punya mama yang hobi yang  dan sering pulang pagi. Belakangan dia mulai ragum apa benar mamanya pelacur seperti gosip miring para tetangga?May gampang bosan dan seleranya suka berubah-rubah kalo naksir cowok. Bikin teman-temannya sering geregetan. Sekarang dia malah naksir Oscar, padahal Oscar palyboy yang hobi nge-drugs.Seelah saling mengenal lebih dalam, bisa nggak ya persahabatan mereka bertahan?"

 setelah membaca novel ini saya menjadi lebih sadar bahwa perbedaan adalah sesuatu yang mempersatukan kita semua apalagi di akhir cerita di kisahkan bahwa molly dan may bertengkar karena mama molly ketahuan sedang berkencan di bar sama papanya may tapi, itu semua bisa di lewati berkat kedua sahabat mereka yang lain yaitu milly dan maggie. tapi jangan kira maggy dan milly gak punya masalah, maggy sangat iri kepada milly saat tau milly juga ikut lomba gadis sampul tapi pada akhirnya mereka berdua baikan karna mereka berdua tidak menang dan juga maggy sadar bahwa milly tak bermaksut menyainginya.

akhirnya setelah mereka lulus sma dan kuliah di tempat yang berbeda mereka menyingkat nama mereka menjadi sebuah kata yaitu mamimoma maggy milly molly and may seperti nama sebuah buku yang pernah mereka baca.

di dalam novel ini banyak sekali nilai yang dapat kita petik di antaranya persahabatan yang tulus meskipun di landa masalah besar sekalipun akan tetap terjaga abadi dan perbedaan adalah pelengkap dari sebuah persahabatan.

aku rekomendasikan kepada teman-teman untuk membaca buku ini apalagi yang punya masalah dengan sahabatnya, karena di dalam novel ini akan kalian dapati nilai persahabatan yang sesungguhnya.

Kamis, 25 November 2010

rasaQ untukmu

semua yg q rasa
tlah q unggkap dlam kata
meski t q ungkapxn dlamkhidupan
ku tau ini smua nyata
  cntaq padamu akan slalu q jaga
  mungkin sampai akhir dunia
  atau hanya smpai wktuq
  waktuq mnyimpan rasa ini
walau raga q mliknya
tp hati tempat mnyimpan rasa ini
hanyalah untukmu smata
percayalah q slalu untukmu
   dan bila suatu saat nanti
   kau xn kmbali padaq
   q kan merimamu
   dengan tangan terbuka dan kesungguhan rasa  
                                        
for ya ku cinta

        

Senin, 01 November 2010

aku kau dan kenangan kita

hari selasa aku dan teman-temanku berbondong-bomdong mendaftar di sma-sma yang di pilih oleh mereka. ada yang di smadabo, smaga bo, smapabo dll, pokoknya yang di anggap sreg di hatilah. ku juga ikutan daftar karna aku gag di trima di smasabo, tapi itu smua yang membuatku bersyukur karna aq bsa msuk smdabo yang gokil n gila abies ini. saat pertama ku pandang gerbang depan, ku melihat ada yang gag beres dengan sekolah ini, auranya panas banget ( cma sotoy). saat ku masuk gerbang, terlihat gerombolan-gerombolan anak remaja yang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing. akupun mendaftar, temenku tina yang repot ngrus anak" czx  dy yang pling tinggi dan lincah di antara kami semua. tapi, waktu beli formulir aku tersentak!!! msa harga fotocopy formulir satu lembar harganya seribu. klu kata eko nie " budal kaji langsung seng adol". jujur aku tak knalan ma siapapun waktu pendaftaran, karna ku cuma bentar doang di smada. saat pendaftaran aq sdih bgt klu liat tmen aq pa lagi shabat-shabatq gag msuk smadabo, rasanya pengen nangis.
awal masuk adalah hari sabtu, ku dateng agak kesiangan, karena emang msuknya siang (hehehe) saat ku masuk kelas rasanya sama seperti waktu pertama kali masuk smp dulu, bedanya adalah waktu smp aku gag punya temen sama skali waktu pertama kli msuk tp klu sma msih ada empat oang yang ku kenal. huhhhhh jd kngen sma smp nich. pertama kali masuk sekolah dengan seragam mos idih malu pisan apalagi waktu beli bensin ketemu ma si pujaan hati, ya allah malu banget dech. d ketawain orang sekampung. gag bisa di critain dech pokoknya. saat masuk ruangan tampak wajah-wajah lucu anak-anak.ckckckckckck jd pengen ketawa. semua sibuk dengan urusan masing-masing ada yang pke pita lah apalah smrawut deh pokoknya. akupun masuk lebih dalam ke kelas X7 dengan malasnya aku duduk di samping seorang anak perempuan yang setelah ku kenal namanya dwi anggraini. ku cma sempet satu hari duduk sebangku ma dy sblum mpk' yang resek itu membombardir klz kami, d bentak-bentaklah, d suruh nunduklah, itulah inilah, ngeselin bgt, tp ini yang gag aku temuin di smp. kata bunda masa sma cma satu kali dan itu bener bgt.
Waktu mos itu sangat amat seru banget deh, tak terlukiskan oleh kata-kata. Ada yang di kerjain, ya pokoknya gitu dech.
Hari rabu adalah hari sebenernya kita masuk sekolah. Ternyata setelah kenal anaknya gokil-gokil, ada yang seneng dandan, diem terus, dan tingkah polah mereka lucu-lucu. Wali kelas kamipun masuk, kesan pertama dariku adalah “orangnya cantik tapi pasti galak banget” dan ternyata tebakanku gag meleset, orangnya super duper galak banget. Uhh aku sampai takut. Pelajaran dimulai enggak ada yang sitimewa, kalau gurunya asyik ya asyik tapi kalau jutek, iuuhh boring booss. Enggak terasa dudukku berpindah terus kebelakang, mungkin karena bosen kali ya, akhirnya ku sebangku sama Rio and te kawan-kawan, Cuma mereka yang akrab banget sama aku. Di kelasku yang dulu sih enggak pernah ngadain acara apapun, flat deh pokoknya, tapi kadang seru sih. Hal yang paling mendalam buat aku adalah panggilan “ MAT SAHUR DAN PKI” walaupun sekarang juga sering di sebutin tapi enggak asyik kaya dulu, guys i miss u all.
Kenaikan kelaspun tiba saat itu aku seneng, sedih, campur deg-degan. Seneng karena mau dapet kelas baru, sedih karena harus ninggalin kelas x ku tercinta, dan deg-degan masuk ipa apa ips, hhuuhh campur-campur deh pokoknya. Perbedaan kelas dan jurusan, menurut saya bukan suatu hambatan untuk tetap bersahabat, walau enggak seperti dulu lagi tapi tetep asyik kok. Xl ipa 2 kini tempatku bernaung, dengan hamparan pemandangan yang hijau mendamaikan, tapi tetep aja rame, hehehehe........emmm cowoknya sih Cuma 10 doank tapi suaranya itu lo ngalain 28 orang, buset deh gokil abies bis bis bis...ada sih satu orang yang buat aku enek tapi ya sudahlah enggak usah di urus toh juga ku enggak butuh-butuh amet. Tapi intinya aku enggak nyesel masuk smadabo yang gokil abies abisan ini..... SMADABO MATOH........



Farida nur rahmawati XI ipa 2 (14)

Rintihan Gadis

Aku sering terluka, dalam luka itu aku menangis dan merintih. rintihanku tak pernah terucap dalam kata ataudalam rasa tetapi slalu ku simpan dalam hati yang terdalam. ku gambarkan dalam setiap luka yang ku terima aku akan mendapat sesuatu yang tak pernah ku banyangkan sebelumnya.


dalam lamunku dalam mimpiku dan dalam khayalku, aku hanya punya satu banyangan aku ingin bahagia. ku tlah lama lama mendambakannya.
aku yang sekarang bukanlah aku yang sebenarnya.